Dalam acara Presentasi Anugerah Madrasah Inovasi (AMI), bertempat di Aula Lantai 2 MAN 1 Tuban (18/11/2023). Yang di hadiri 3 Juri (nominator) bidang literasi yaitu Siti Umi Choiriyah, M.Pd., Ahmad Syuhada' MA, Drs. Mustain serta 5 nomine terbaik yang lolos seleksi yaitu MI MATHLAUL ULUM Kec. Widang, MI AL HUSAIN Kec. Merakurak, MIS MIFTAHUL ULUM Kec. Senori, MIS NURUL KHOIRIYAH Kec. Palang, dan MI ISLAMIYAH BANIN Kec. Senori.
Bapak Ahmad Mofid, S.Pd.I, MA (Kepala Madrasah MI Mathlaul Ulum) ketika presentasi beliau menyampaikan banyak hal.
Kami mengutip perkataan beliau
"Alhamdulillah kami sangat bangga sekali bisa masuk 5 Besar AMI Bidang literasi dari sekian banyaknya peserta yang ada di kabupaten Tuban. Perlu di ketahui bahwasanya lembaga MI Mathlaul Ulum terletak di tengah-tengah pedesaan, jumlah peserta didiknya juga tidak banyak hanya sekitar 180 anak, walaupun demikian kami berusaha menyajikan hal- hal yang terbaik untuk generasi penerus bangsa. Perlu diketahui Kelas yang ada di Mathlaul Ulum semua dindingnya berbicara, apa yang ditempel semuanya ada maknanya dan bertema, tidak hanya sebagai pajangan semara.
Di dalam bukunya Munif Qatib yang berjudul "Sekolahnya Manusia" di situ dijelaskan bahwasanya dinding di ruangan kelas itu harus berbicara dan tidak hanya diam dan membisu, artinya fasilitas di dalam kelas juga menjadi salah satu penyebab ruangan kelas akan menjadi menyenangkan bagi siswa maka guru yang baik mampu menciptakan ruangan kelas menjadi hidup, semisal dalam ruangan kelas diberi kata kata mutiara yang mampu membangun motivasi belajar yang ada di dalamnya atau memberi gambar gambar yang menampilkan sesuatu yang menarik bagi siswa untuk dijadikan bahan dan alat untuk mempertajam imajinasinya.
Kelas bukanlah penjara yang membuat siswa ingin segera keluar, buatlah kelas menjadi seperti area bermain yang menyenangkan.
Maka dari itu ruangan kelas yang ada di lembaga sengaja kita desain dengan sebaik mungkin agar tidak gersang dan tidak hanya gambar pahlawan dan burung garuda yang menghias dinding.
Seperti dawuhnya sayyidina ali _"Ajarilah dan didiklah anak-anakmu sesuai zamannya, karena mereka hidup bukan pada zamanmu". Dari moqolah tersebut, jelas bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini serba berubah. Perubahan zaman ini pun berdampak pada perubahan cara kita mendidik. Maka ketika kita mengajar dulu kelas kita gersang tanpa gambar dan kosong bagi kita tidak masalah . Lain halnya dengan jaman sekarang, dimana teknologi semakin canggih, media elektronik sudah menjadi makanan sehari hari, tentu halnya sangat berpengaruh pada pola hidup dan pola pikir anak jaman sekarang .
Maka dari itu bagi para pendidik generasi bangsa yaitu para guru wajib memutar otak supaya menciptakan inovasi dan kreasi dalam pembelajaran, medianya pun harus menarik supaya anak kita dengan senang menerimanya .
Artinya ilmu itu bersifat dinamis dan tidak tetap, keberadaannya menyesuaikan dengan kondisi sekarang dan kehidupan masa depan"
Delegasi kedua yaitu Ibu Miftahul lafa S.Pd (Wali Kelas 6), menjelaskan tentang Kegiatan literasi yang telah dilakukan di lembaga MI Mathla'ul Ulum yakni pembiasaan membaca di setiap pagi dengan durasi kurang lebih 15 menit untuk baca Alquran dan 15 menit untuk baca buku cerita, buku pengetahuan (kondisional)
"Alhamdulillah kami bisa mengoptimalkan fungsi dari pojok baca yang memang sudah ada di setiap kelas kami.
Kami juga melakukan kunjungan ke perpustakaan kecamatan Widang dan waktu kunjungan fleksibel sesuai kebutuhan di kelas masing-masing.
Selain itu kami sudah beberapa tahun ini MOU (Memorandum Of Understanding ) lebih mudahnya yaitu kerjasama dengan perpustakaan keliling kabupaten Tuban sehingga kami mendapatkan pinjaman 100 buku di setiap bulannya" ujar beliau .
Untuk mewujudkan kelas yang penuh dengan literasi maka kami bekerja sama dengan paguyuban walimurid
dan tentunya Guru kelas juga ikut serta dalam mendesain kelas yang sesuai dengan keinginan atau style masing-masing.
Menurut Mr. Nafik Palil Owner the Naff Sidoarjo bahwa literasi tingkat tinggi adalah bagaimana mengolah informasi yang dibaca, dipahami, diamati menjadi sebuah karya yang inovatif, kreatif dan bermanfaat.
Maka kami Mengajak anak-anak untuk membuat berbagai karya baik dalam bentuk 3D/2D, digital maupun non digital.
Sebuah pisau lama kelamaan akan tumpul jika tidak pernah diasah sehingga kami para dewan guru selalu meng upgrade ilmu dan kami melakukan studi tiru ke lembaga The Naff Sidoarjo.
Alhamdulillah dari hasil menimba ilmu tersebut, beberapa lembaga pernah berkunjung ke lembaga kami untuk sharing bagaimana membentuk kelas yang penuh literasi dan dinding yang penuh dengan kreatifitas karya siswa. Diantaranya adalah MIN 2 Tuban.
Pengembangan literasi kedepannya insya Allah kami akan membuat karya anak itu dalam bentuk buku versi percetakan tidak hanya dalam bentuk buku dari bahan sederhana.
Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Tuban, Umi Kulsum dalam laporannya Progam ini bukan perlombaan (perlu digaris bawahi), dan ini juga bukan progam instan artinya apa progam ini harus mampu berwujud sebagai branding madrasah yang ada di kabupaten tuban sesuai dengan pengambilan progam unggulan baik itu bidang literasi, entrepreneur, maupun smart.