Tuban- Dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti (HAB) Ke- 78, Kementrian Agama (Kemenag) Tuban menyelenggarakan lomba Penulisan Berita di aula lantai 2 PLHUT setempat , Selasa (16/1/2024).
Sebelum lomba menulis berita dimulai, peserta yang berjumlah 60 dari utusan seksi, KUA, satker, dan KKMI perwakilan dari tiap kecamatan diharuskan mengikuti bimbingan teknis ( bimtek).
Bimbingan teknis tersebut dirancang untuk memastikan peserta lomba memahami dengan lebih baik cara menulis berita yang benar dan tepat. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan daya tarik berita yang mereka tulis.
Plt. Kakankemenag Tuban, Moh. Qosim dalam pembukaannya mengatakan, lomba ini merupakan bagian dari rangkaian pra-acara Hari Amal Bakti (HAB) ke-78, yang diinisiasi oleh pranata humas Kemenag Tuban.
"Saya berharap adanya lomba ini bisa meningkatkan kualitas peserta dalam bidang jurnalistik dan bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari , " tutur beliau
Umi Kulsum selaku ketua panitia lomba dan juga selaku Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kabupaten Tuban, menjelaskan bahwa tujuan diadakannya lomba menulis berita adalah meningkatkan kompetensi dalam bidang jurnalistik, membantu program Kemenag dalam bidang pemberitaan di media sosial, maupun media massa. Serta memberi pemahaman dalam menulis berita maupun artikel.
Kegiatan Bimtek ini pihak panitia menghadirkan 3 narasumber yang sangat kompeten dalam bidangnya, yaitu Suwandi (Ketua Persatuan Wartawan Indonesia), Ahmad Athoillah (Radar Tuban- Bojonegoro) serta Khoirul Huda (Ketua Ronggolawe Pers Solidarity).
Dalam penyampaian materi pertama bimtek, Suwandi selaku ketua PWI Tuban memulainya dengan menjelaskan teknik menulis berita yang baik. Hal ini mencakup lima ketentuan, antara lain tema kegiatan (judul), penyelenggara, kegiatan yang dilakukan, waktu pelaksanaan, lokasi, serta gambaran bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan.
"Kelima poin itu merupakan pokok utama dalam merangkum sebuah berita dengan tepat, " imbuh Bapak Suwandi dengan pembawaannya yang santai.
Selain itu, Bapak Suwandi juga menjelaskan teknis lainnya dalam menulis berita, bagaimana penempatan judul dan foto utama, penggunaan huruf besar dan kecil, serta tanda baca yang tepat
Tentunya hal itu sangatlah penting dalam penulisan berita atau artikel lainnya, terlihat sepele namun sangat mempengaruhi kualitas tulisan.
Pada penyampaian materi kedua, oleh Ahmad Athoillah terkesan lebih santai . Beliau menayangkan beberapa slide yang berisi keadaan-keadaan yang sering dialami dan ditakuti oleh penulis pemula. Sehingga, menjadikan peserta merasakan serta membenarkan bahwa keadaan tersebut sering kali dialami .
"Bahwa menulis itu tidak sulit, hanya saja sedikit rumit, " papar beliau dengan gaya bicara khas fasihnya.
Bukan hanya menayangkan slide yang berisi keadaan yang sering dialami penulis pemula saja, melainkan juga menayangkan motifasi sehingga peserta menganggap menulis berita atau artikel tidaklah hal yang sulit .
Athoillah juga menambahkan " Untuk menulis, tidak harus berbakat , presentasinya adalah bakat 10 persen, 20 persen keberuntungan, 70 persen merupakan proses. "
Dilanjutkan pemateri yang ketiga setelah istirahat, yaitu Khoirul Huda. Beliau menitikberatkan pada kode etik wartawan.
"Apa sih persepsi Anda sebagai masyarakat umum tentang seorang wartawan ?" tanya beliau kepada para peserta.
Setelah mendengarkan tanggapan peserta yang notabene mengarah ke pekerjaan yang negatif (tukang gosip, tukang cari kesalahan, kepo, penyampai berita sesuai pesanan), beliau meluruskan tanggapan tersebut dengan jelas.
"Bahwa wartawan yang kredibel itu mempunyai undang-undang yang telah diatur resmi, dan sangat menjunjung kode etik atau etika dalam mencari berita" ungkap beliau dengan volume bicara pelannya.
Beliau juga mengimbuhkan "Harus bisa membedakan wartawan yang resmi dengan yang abal-abal. "
Tepat pukul 13.05 WIB acara Bimtek selesai, banyak sekali ilmu yang didapatkan oleh para peserta lomba dari 3 narasumber tersebut, tampak antusias dan ghirroh peserta mengikuti acara bimtek dari awal hingga akhir acara.